Rabu, 26 Mei 2010

SINERGISITAS WAJIHAH AMAL DAKWAH FAKULTAS GUNA MENYONGSONG TAHAPAN DAKWAH KAMPUS 3

SINERGISITAS WAJIHAH AMAL DAKWAH FAKULTAS

GUNA MENYONGSONG

TAHAPAN DAKWAH KAMPUS 3

I. PENDAHULUAN

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berpegang di jalan Allah lalu mereka membunuh atau terbunuh. Itu telah menjadi janji yang brnar dari Allah di dalam injil, taurat, dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itu kemenangan yang besar. ( QS. 9:11 )

Segala keagungan hanya milik Allah, pencipta seluruh jagad raya, yang Maha Mengetahui segala lintasan hati dan pikir yang tersembunyi, yang Maha Tahu segala yang terbaik untuk hamba-Nya.Sholawat serta salam semoga senantiasa Allah curah limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta seluruh keluaraga, sahabat, para pengikutnya yang senantiasa memegang tewguh risalahnya sampai ruh tercabut dari jasadnya.

Dakwah adalah kegiatan menyeru kepada manusia ke jalan Allah sehingga mereka mengingkari sepenuhnya thogut dan beriman kepada Allah dengan meninggalkan jalan kegelapan dan kejahiliyahan menuju cahaya kebenaran Islam. Sedangkan, kampus adalah lingkungan masyarakat kecil. Dakwah kampus dapat diartikan menjadi implementasi dakwah Illaallah dalam lingkup perguruan tinggi untuk menyeru civitas akademika ke jalan Islam dengan memanfaatkan berbagai saran formal atau informal yang ada di dalam kampus. Hukum dari melaksanakan dakwah adalah fardhu kifayah artinya gugur kewajibannya bila sudah ada orang yang cukup untuk menjalankan dakwah. ( QS. Ali Imron:104, Al Maidah:63,dll), hadist: sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.

Karakteristik dakwah:

  • Rabbaniyah ( tujuan hanya karena Allah)
  • Wasathiyah ( pertengahan )
  • Ijabiyah ( memandang lingkungan sekitar )
  • Waqi'iyah ( sesuai kondisi sekarang )
  • Akhlaqiyah ( memperlihatkan adab-adab )
  • Syumuliyah ( menyeluruh aspek kehidupan )
  • Alamiyah ( mendunia )
  • Syuriah ( musyawarah )
  • Jihadiyah ( jihad )
  • Salafiyah ( mengikuti orang saleh terdahulu )

Dakwah kampus merupakan sakah satu bagian dari dakwah secara umum. Dakwah kampus mengkhususkan dirinya untuk bergerak dalam sebuah miniatur masyarakat kecil yang bernama masyarakat kampus. Oleh karena itu dalam menjalankan roda dakwahnya, dakwah kampus memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan dakwah di wilayah lain. Sehingga, pola dakwah kampus tentu berbeda dengan pola dakwah di remaja masjid, atau dikantor.

Dakwa kampus adalah dakwah ammah harokatuz dzahiroh dalam lingkup perguruan tinggi. Dakwah ini bersifat terbuka, berorientasi kepada rekruitmen dakeah dikalangan civitas akademika secara umum, dan aktivitasnya dapat dirasakan oleh civitas akademika. Civitas akademika di sini adalah mahasisiwa, dosen, karyawan. Civitas akademika merupakan bagian dari masyarakat kampus yang hidup dengan peraturan, ada peraturan kampus ( rektor ), peraturan ormawa, dan sebagainya. Sehingga untuk mengejewantahkan dakwah ini, maka prinsip legal, formal, dan wajar dalam jaca mata civitas akademika, menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh dakwah kampus.

Untuk menjalankan roda dakwah kampus, maka dibutuhkan personil-personil yaitu aktivis dakwah kampus ( ADK ). ADK adalah kader dakwah dan tarbiyah yang memiliki peran dalam dakwah kampus. Peran yang dilakukan bisa berupa sebagai pengurus, murobi kampus. Peran ADK ini bisa di jalankan oleh kader dakwah yang bertitel mahasiswa, dosen, atau kader dakwah lainnya yang bersinggungan dengan dakwah kampus. Mereka harus dapat bergerak bersama-sama dalam koridor strategi dakwah kampus yang bersangkutan.

Karena dakwah kampus terdiri dari banyak latar belakang lingkungan yang bersangkutan, misal mahasiswa, dosen, karyawan, lembaga-lembaga atau organisasi lain, UKM, birokat. Maka perlu adanya sinergisitas wajihah amal dakwah fakultas. Hak ini diperlukan agar dakwah kampus di fakultas dapat berjalan secara harmonis mengingat kapita selekta dakwah fakultas yang kompleks. Sehingga nantinya dapat berproses membentuk tahapan dakwah kampus dari tahap persiapan, tahap satu, tahap dua ( yang sekarang ada di UNS ) dan akhirnya dapat menyongsong tahapan dakwah kampus tiga, dengan ciri-ciri sebagai berikut Kampus Tahap Tiga adalah kampus di mana dakwah kampus telah mapan dan memiliki pengaruh signifikan atas institusi perguruan tinggi bersangkutan, dengan ciri:

a. ADK Permanen telah ada, terkoordinasi secara baik dan dirasakan pengaruhnya.

b. Dakwah yang terencana terhadap dosen, pejabat dan pegawai kampus telah dilakukan.

c. Memiliki pengaruh signifikan atas kebijakan kampus.

d. Melakukan upaya mendorong optimalisasi peran kampus.

e. Mutaba’ah dilakukan oleh unit kampus.

II. PEMBAHASAN

A. ANALISA SWOT KONDISI TIAP LINI DI FAKULTAS HUBUNGANNYA DENGAN TAHAPAN KAMPUS

Mengarungi samudra dakwah memang bukan persoalan mudah. Perbekalan yang paripurna harus dipersiapkan dengan penuh kesungguhan. Tak cukup mengandalkan kekuatan fisik dan kecerdasan akal saja, kesiapan hati menjadi muara penentu yang akan menentukan keberhasilan pelayanan dakwah setiap insan harus di tanamkan mulai sekarang.

Dakwah di kampus yang memiliki banyak ragam segi atau bidang kehidupan yang bermacam-macam. Segi kehidupan tersebut adalah misal dilihat dari bidang siyasi ( politik ), ilmy ( keilmuan ), fanny ( keterampilan ), birokat yang didalamnya termasuk kebijakan dan ADKP ( Aktivis Dakwah Kampus Permanen ), termasuk jajaran para dosennya. Selain itu masih banyak kapita selekta dakwah kampus yang lain, secara lengkapnya adalah

Amal kidamiy ( pelayanan ), dakawiy, sya'biy ( kemasyarakatan ), siyasi ( politik ), ilmiy ( ilmu ), fanniy ( keterampilan ), 'ilamiy ( persurat kabaran ), tandzimi ( keorganisasian ).

Lembaga Dakwah Kampus yang ada, dapat kita analisis dalam berbagai aspek yang nampak padanya, misal dapat kita analisis menurut dalam bentuk SWOT ( Streng, Weaknes, Oportunity, Treatment ). Lembaga Dakwah Kampus memegang peranan yang amat besar dalam visi syiar Islam di lingkungan kapus atau suatu fakultas. Peranan yang besar ini tentu harus mempunyai suatu kekuatan yang cukup untuk menopang beban dalam dakwah ini.

Lembaga Dakwah Kampus merupakan salah satu bentuk organisasi yang berbau Islam yang di dalamnya memiliki misi untuk dakwah menyebarkan agama Islam, selain itu memang masih ada organisasi lain seperti BEM, UKM lain, HMP, dan sebagainya. Tapi kesemuanya itu memiliki perranan sumbangsih terhadap dakwah yang kecil berbeda dengan Lembaga Dakwah Kampus yang totalitas bertujuan untuk mendakwahkan Islam. Keberadaan Lembaga Dakwah Kampus diharapkan nantinya dapat mempengaruhi lingkungan kampus terkhusus di fakultas menjadi bernuansa Islami.

Penyebaran dakwah di fakultas sebenarnya sudah dapat di bilang bagus hanya saja penyebarannya tidak menyeluruh dapat di rasakan oleh masyarakat kampus sendiri karena mereka itu terbiasa hanya memperhatikan dari dalam atau interent organisasi, jadi untuk syiar keluar itu bmalah terlupakan. Sebenarnya inilah yang seharusnya mereka garap sebagai ladang dakwah, bukan hanya mengurusi masalah pengurus saja. Memang hal ini tidak tidaklah bertentangan akan tetapi Lembaga Dakwah Kampus tentunya harus memprioritaskan untuk syiar keluar yaitu ke masyarakat kampus, selain mengurusi masalah interennt organisasi. Karena kita tahu sebenarnya siapa sih yang menjadi sasaran dari dakwah kampus itu sendiri ? Tentunya yaitu mahasisiwa, dosen, karyawan, dan masyarakat yang terkait dengan civitas akademika.

Lembaga Dakwah Kampus sebenarnya mempunyai suatu kedudukan yang sudah baik artinya mereka itu keberadaannya sudah dapat diterima oleh kampus tersebut dalam label bahwa mereka itu berada dalam keadan yang resmi atau legal dapat pengakuan dari pihak yang bersangkutan. Sehingga dimulai dari sini inilah menjadi suatu sinyal positif atau kekuatan mengenai keberadaan Lembaga Dakwah Kampus itu sendiri. Karena jika Lembaga Dakwah Kampus itu keberadaannya tidak resmi maka hal ini akan menjadi suatu permasalahan tersendiri bagi Lembaga Dakwah Kampus itu.

Maka itu kekuatan dari Lembaga Dakwah Kampus itu sudah kita miliki sekarang. Kekuatan yang lain adalah banyaknya pihak-pihak di dalam atau di luar yang mendukung tentang keberadaan Lembaga Ddakwah Kampus itu, sehingga hal ini menjadi suatu kekuatan tambahan bagi organisasi ini, yaitu LDK. Walau pun memang ada sebagian kecil dari mereka yang tidak suka terhadap kerja kita.

Kelemahan dari Lembaga Dakwah Kampus itu biasanya terletak pada segi para kader yang di milikinya, organisasi kurang tertata. Inilah masalah yang paling vital yang senantiasa menghantui di berbagai organisasi, teremasuk di Lembaga Dakwah Kampus sendiri. Misal, dapat di lihat dari lemahnya pembinaan, penjagaan dan pengkaryaan terhadap kadernya. Para kader biasanya lemah dari sisi pemahaman trhadap ilmu agama karena transfer dari organisasi sendiri itu kurang.

Pembinaan mereka hanya sebatas pada suatu pertemuan-pertemuan tertentu , itu pun dilakukan pada waktu yang tidak tentu atau tidak ada suatu perencanaan yang matang dalam mengurusi hal ini. Penjagaannya terhadap kader itu pun di lakukan dengan jalan yang tidak berkesinambungan atau floow up terhadap mereka itu terlambat. Sehingga nantinya, mereka para kader itu terbentuk tidak sesuai dengan harapan atau dapat di bilang sebagai kader karbitan yang dilakukan dengan suatu accelerasi pengkaderan yang tidak melihat dari segi prosesnya. Jadi, hal ini nanti ke depan menjadikan suatu masalah yang besar terhadap regenerasi kepengurusan berikutnya.

Malah terkadang adanya suatu permasalahan tentang rebutan kader antar lembaga satu dengan lembaga lain yang menyebabkan pemerataan di setiap bidang organisasi tidak menyeluruh, sehingga terbentuklah suatu pemboikotan terhadap kader yang nantinya dapat menyebabkan kader itu di tempatkan pada yang tidak sesuai dengan kemampuannya, pada hal kita tahu bahwa jika ssesuatu itu kerjakan oleh seseorang yang tidak profesionl dalam bidangnya makla kehancuranlah yang akan ditemui ke depan. Sebenarnya masih banyak kelemahan-kelemahan lain yang ada di Lembaga Dakwah Kampus, misal pengorganisasian yang tidak profesional, dakwah yang hanya melibatkan pengurus saja, sehingga dakwah ke luar masyarakat itu sangat minim dilakukan.

Oportunity ( kesempatan ), peluang dakwah di fakultas tentunya sangat masih terbuka lebar mengingat bahwa keadaan fakultas itu belum terasa bernuansa Islami, masih banyak kesempatan yang harus dilakukan oleh suatu Lembag Dakwah Kampus untuk mempengaruhi atau paling tidak memasukkan nilai-nilai ke Islaman untuk para masyarakat kampus yang menjadi sasarannya.

Contoh sesuatu yang mungkin dapat di lakukan adalah mengoptimalkan syiar Islam ke masyarakat kampus melalui berbagai media atau sarana yang ada. Mungkin tidak hanya dilakukan dengan kajian-kajian saja, misal memasukkan suatu unsur keterampilan atau hal-hal yang baru misalnya olah raga, rekreasi yang selanjutnya di situ dikasih suatu materi-materi ke Islaman, sehingga menjadikan obyek dakwah itu tidak bosan.

Lahan garap dakwah pun juga belum menyebar secara merata, tentunya hal ini menjadi suatu kesempatan yang besar untuk menjalankan dakwah pada mereka. Bisa dilihat mungkin orang-orang yang kelihatannya itu awam tentang Islam, orang yang belum berjilbab, berpenampilan seperti orang barat, pergaulan putra dan putri di antara mereka yang berbaur, inilah yang seharusnya menjadi suatu medan bagi kesempatan untuk berdakwah jangan hanya memikirkan organisasinya saja. Tapi sebenarnya mereka itu butuh kita atau pengin mendapat rangkulan dari kita, tinggal kita sebagai Lembaga Dakwah Kampus bagaimana menanggapi hal seperti ini.

Mungkin di mulai dengan hal-hal yang sangat kecil seperti mengajak mereka pada saat event-event tertentu, saling tegur sapa, menghormatinya yang jelas jangan sampai kita itu menunjukan hal-hal yang besifat ekstrem, karena tentu mereka nanti akan menolaknya sehingga kesempatan kita untuk mengajak mereka menjadi gagal hanya karena konsep dan strategi yang salah dalam penerapannya. Dapat di jelaskan bahwasannya masih banyak kesempatan bagi Lembaga Dakwah Kampus untuk menyiarkan Islam ini di bumi Allah, karena masih banyak masyarakat kampus terkhusus di fakultas itu belum terjamahi oleh dakwah.

Tantangan untuk para Lembaga Dakwah Kampus ke depan tentunya menjadi lebih besar, karena banyak permasalahan di mulai dari para orang-orang yang berada di dalamnya yang kurang komitmen atau mungkin bisa juga masalah pengurusnya atau yang lainnya, sasaran dari dakwah sendiri yang begitu kompleksnya, lingkungan di fakultas sendiri, makin berkembangnya teknologi semakin canggih, kita sendiri yang tidak mau intropeksi.

Di sisi lain sudah banyak organisasi-organisasi non-Islam yang sudah mulai menampakkan misinya untuk bersaing dengan kita, pengaruh-pengaruhnya yang luar biasa hebatnya hingga orang yang dulunya muslim menjadi keluar dari Islam. Entah itu iming-iming uang, kekuasaan, wanita, jabatan, harta yang karenanya mereka itu kuat di bidang itu. Belum juga masalah adanya organisasi yang mengatas namakan Islam tapi pemikiran mereka keluar dari Al Quran dan Sunah, yang berpengaruh cukup banyak terhadap masyarakat tak luput civiyas akademika sendiri. Belum nanti adanya pertentangan dari pihak luar yang tidak senang terhadap kita, keputusan-keputusan dari atasan, misal birokat yang tidak mendukung kita.

Begitu banyak tantangan dari Lembaga Dakwah Kampus untuk masa sekarang apa lagi untuk ke depannya. Maka kita harus memperkuat pondasi kita agar tidak roboh olehh ancaman yang ada yang datang baik dari dalam maupun dari luar.

Kapita selekta dari dakwah kampus yang di bagi menjadi beberapa ranah antara lain:

1. Amal Dakwiy.

Dakwah kampus di fakultas secara global sudah menuju retama dalam persiapan menuju dakwah kampus yang ke-tiga.Hal ini dapat dilihat dengan kondisi yang ada da di lihat dari berbagai aspek,yang akan lebih terperinci di lini-lini selanjutnya.

Berbagai pertimbangan yang dapat digunakan antara lain:

Ø kualitas yang bisa dikatakan sudah limayan bagus dalam segi fIslam misalnya : ikriyah,dan siyasah terpanuhi secara tawadzun

Ø jumlah atau kuantitas kader sudah banyak yang dapat melanjutkan estafet dakwah ke depan

Ø pemahaman, di sini perli adanya suatu peningkatan , jadi benar-benar kader itu punya segi kualitas yang dapat di handalkan..

Ø perkuat 3 segi yaitu jasadiyah, ruhiyah dan fikriyah. Dalam hal ini harus seimbang dalam pelaksanaannya.

2. Amal Ilmiy (Keilmuan),

Amal dakwah ilmiy harus punya peran yang besar, karena dalam persiapan dakwah kampus tahap ke-tiga sangat di tuntut untuk menguasai amal dakwah ini,sebagai salah satu penyiapan kader yang berpotensi di bidangnya dan profesional.

Memang disisi ini juga masih dikatakan lemah karena pengertian dan pemahaman yang kurang. Masalahnya medan dakwah yang besar, pengorganisasian kurang, kader yang sedikit.

Sehingga perlu ada kesinergisan untuk manopang wilayah dakwah akademis (dakwah ilmiy) dengan lini lain sehingga lini inijuga memiliki eprhatian khusus dari kader akan pentingnya lini akademis.

3. Amal Siyasiy (Politik).

Politik ini mengacu poada aktifitas politik praktis da’wah dan bukan pada ilmu politik.. Siasat da’wah mencakup aktifitas da’wah yang dilakukan oleh praktisi da’wah. Dia menjadi kegiatan utama bagi para personil struktural dan fungsional da’wah sehingga paham

Dengan kepahaman ini, aktifitas internal maupun eksternal suatu jama’ah akan terarah dan terkontrol. Sasaran utama siasatud da’wah adalah terbentuknya isti’ab jama’i (kemampuan beramal jama’i) yang tinggi, peningkatan amal jama’i secara kualitas maupun kuantitas sangat berguna untuk menertibkan maratib tanzhim da’wah (stelsel struktural) yang solid dan kuat.

Dakwah siyasiy merupakan salah satu dakwah kampus yang menjadi pengontrol secara tidak langsung kebijakan-kebijakan kampus yang dinilai kurang mendukung langkah dakwah ke depan.Hal ini perlu dilakukan karena melalui lini inilah pengontrol peluang dakwah menuju tahapan dakwah kampus tahap ke-tiga.

Di sini punya peran yang baik di tataran mahasiswa ataupun birokrat,justru melalui lini inilah seharusnya dakwah dapat menarik perhatian yang cukup fenomenal juka dibandingkan dengan amal lain,karena di amal siyasiy cenderung bisa mempengaruhi suatu lingkungan dengan cepat.

Butuh suatu pemahaman kembali terhadap mereka yang bergerak di bidang ini, misal ranah tsaqofah islamiyah perlu di bangun yang nantinya dapat meranah luas mencetak kader siyasiy lain yang tangguh dan konsisten dalam dakwah.

4. Amal Fanniy (Ketrampilan)

Amal ketrampilan memegang peranan yang tidak kalah pentingnya dalam medan dakwah di fakultas karena juga menentukan keberlangsungan dakwah ke depan ,tetapi belum ada perhatian khusus di ranah ini sehingga menjadi PR bagi kita karena nanti dapat kurang produktif untuk menopang dakwah ke depan.

5. Birokrat

Dalam kehidupan segi birokat ada 2 hal yang perlu di soroti, yaitu

1. Wajihah tanzhim yang menjadi penjelmaan bidang-bidang struktural yang perlu mengadakan interaksi ke masyarakat. Ia termasuk dalam wilayah bidang organisasi. Oleh karena itu personilnya harus orang-orang struktur harakah itu sendiri. Tidak bisa melibatkan orang-orang dari luar.

2. Wajihah amal merupakan bagian dari penjelmaan aktifitas anggota harokah yang membutuhkan tuntutan riil dalam bersentuhan dengan masyarakat. Wajihah ini termasuk dalam wilayah masailiyah. Maka mizholah ini boleh melibatkan orang-orang yang tidak punya hubungan struktural dengan harakah tetapi harus dalam kontrol pribadi-pribadi yang membuat mizholah tersebut.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan jama’ah walau itu kebijaksanaannya hasil analisis dan syuro siasat da’wah, pasti akan ada reaksi dalam pelaksanaannya. Bila reaksi itu positif maka perlu kita kembangkan dan tumbuhkan. Sedangkan reaksi yang negatif hendaknya kita ilaj ( perbaiki ).

Suatu kebijakan dalam tanzhim tidak bisa dituding salah hanya karena ada dampak negatifnya. Ia telah merupakan suatu hasil ijtihad yang memiliki nilai di sisi Alloh. Seorang yang berijtihad salah, dia akan mendapat nilai satu pahala. Karena itu dampak negatif menjadi tanggung jawab seluruh elemen tanzhim untuk mengatasinya.

B. REKOMENDASI OPTIMALISASI DAKWAH FAKULTAS

Sesungguhnya masing-masing lini memiliki sarana dalam aktivitasnya yang dalam bahasanya mahasiswa dan dunia kemahasiswaan disebut dengan organisasi kemahasiswaan. Lini siyasi memiliki sarana BEM, Legislatif Mahasiswa, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM). Sedangkan himpunan mahasiswa (HMJ) disebuah jurusan atau (HMP) disetiap program studi, kemudia lini dakwi dgan SKI, dan lini i’lmi dengan Lingkar Studi Pendidikan atau LSP.

LDF (Lembaga Dakwah Fakultas) baik itu berupa Sie Kerohanian, Badan Dakwah Islam, atau takmir masjid fakultas yang berada dalam lingkup sebuah fakultas (secara umum), Karena memiliki anggota yang hanya dari satu fakultas yang sama, maka ADK (Aktivis Dakwah Kampus) di LDF memiliki karakteristik yang sama. Misalkan suhu akademis yang sama, jadwal kuliah yang hampir sama, dan kultur mahasiswa yang hampir sama. Dan juga LDF merupakan jawaban atas sebuah problem dari LDK di sebuah kampus yang memiliki banyak fakultas, jurusan dan program studi yang biasanya tidak bisa menjangkau sasaran dakwah dengan aneka spesifikasi model mahasiswa dari berbagai bidang. Jika LDF-LDF atau LDJ (Lembaga Dakwah Jurusan) dalam sebuah kampus bisa dan harus bersinergi dengan LDKnya, tanpa ada overlap, maka kita akan melihat di kampus tersebut dakwah kampus akan berjalan sesuai dengan harapan dan idealita. LDF akan menggarap sisi-sisi akademis kader dengan mengadakan kegiatan akademis, seperti belajar bersama, tutorial, penelitian berbasis keilmuan, kajian islamisasi ilmu seperti Islam dan kedokteran dan LDF FK, Islam dan ekonomi di LDF FE, Islam dan politik di LDF FISIP. Sedangkan LDK cukup menjadi katalisator, penyedia sarana dan penghubung komunikasi antar LDF. Tentu dengan catatan, kegiatan dakwiyyah syiar keislaman juga harus dilakukan LDF di fakultas tersebut.

LDF dibawah naungan LDK akan menjalankan fungsi dakwah akademis sesuai dengan spesifikasi dan kompetensinya dan mereka, LDK dan LDF juga terus dan terus akan menjalankan fungsi sebagai lembaga syiar, kajian dan taklim mahasiswa. Ini akan menjadi sebuah pemandangan indah dalam mozaik dan taman-taman amal Islami di kampus. Bahkan LDK bisa juga mendirikan biro / badan khusus untuk memfasilitasi pertemuan seluruh biro akademis di semua LDF / LDJ dalam rangka melakukan syiar dakwah akademis bersama se kampus, misalnya mengadakan agenda keislaman (kajian akbar) yang ranahnya semua fakultas ikut ambil andil di dalamnya.

LDF dalam perkembangannya, juga didorong untuk memiliki ADK yang bisa dimasukkan ke lembaga-lembaga keilmuan di fakultas dan jurusan maupun program studi nya, seperti HMP dan HMJ, kelompok studi fakultas dll. Hubungannya dengan ketiga lini diatas harus berjalan secara seimbang (tawazun). Jikalau ada lini yang mendominasi dalam suatu kurun dan kampus tertentu, diharapkan tidak boleh meninggalkan atau mengeliminasi lini lainnya. Sehingga harapannya, ADK akan menjadi pesona pribadi yang seimbang, atau ADK Tawazun. Dia adalah ADK yang menjadi rujukan dalam hal wawasan keIslaman yang dibuktikan dengan menjadi mentor atau murobbi bagi adik-adik kelasnya. Dalam waktu yang sama dia tidak gagap ketika ditanya masalah-masalah sosial politik di masyarakat dan negerinya, cakap berorganisasi, punya keterlibatan dalam aktivitas sosial dan politik kampus dan masyarakat. ADK Tawazun juga memiliki sifat disamping kedua hal diatas, dalam waktu yang sama adalah ADK yang memiliki kepakaran / kompetensi dalam ilmu pengetahuan (bidang studi spesialisasinya), bisa menulis, memiliki IPK yang diatas rata-rata dan track record akademis seperi karya tulis, penelitian dan seminar. Prinsip utama dalam pemgelolaan lembaga-lembaga umum diatas adalah mengambil manfaat sebesar-besar untuk ADK, dan dakwah kampus, serta apabila diberi kesempatan untuk memimpin dan mengelolanya, ADK harus bisa melakukan itu dan bahkan secara berkelanjutan (sustainable).

C. STRATEGI SINERGISITAS AMAL DAKWAH FAKULTAS

Tentunya suatu srategi dalam berdakwah itu sangat memegang peranan yang penting, karena sesuatu yang tidak memiliki srategi dalam setiap tindakan apa pun pasti prosesnya akan kacau dan hasilnya pun tidak bagus. Karena hal ini melakukan sesuatu tapi tidak terencana bila tanpa srategi, begitu pun dakwah dalam perjalanannya pun butuh yang namanya srtategi, tentunya strategi yang tersusun dengan rapi dan berncana. Strategi-strategi itu mungkin bisa seperti berikut ini :

1. Membentuk TA'RIF ( Penyadaran ).

Kesadaran memegang peranan yang pertama , karena dari sinilah seseorang akan terbuka hatinya untuk mengikuti suatu aturan bila dia sudah terkena dari efek penyadaran dalam dakwah. Penyadaran ini dapat dilakukan kepada obyek dakwah secara menyeluruh, dan terorganisasi. Misal mengajak mereka untuk menghadiri suatu pengajian, mengajak ke masjid, atau melibatkan mereka pada suatu kegiatan keagamaan.

Membangun kesadaran tentang pentingnya Islam, keunggulan akhlak yang dibarengi dengan penguasaan ilmu, teknologi dan ketrampilan sebagai syarat mutlak kebangkitan Islam. Membangun kesadaran sivitas akademika tentang peran sejarah, sosial dan politiknya, di masa sekarang dan masa depan.

2. Adanya TA'WIN ( Pembinaan )

Jadi, pembinaan ini, dilakukan terhadap sesuatu yang mana mereka itu sudah dalam kategori yang sadar. Pembinaan itu dapat pula meliputi dari penjagaan dan pengkaryaan terhadap sasaran dari dakwah itu sendiri. Pembinaan ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetsahuan yang lebih memadai atau cukup bagi para kader yang sudah terjaring dari proses ta'rif. Harapannya ke depan memiliki bekal untuk sebuah pelaksanaan dalam terjun di medan dakwah secara nyata yang akan di hadapinya.

3. TANFIT ( Pelaksanaan )

Strategi pelaksanaan baru dapat dilakukan setelah mereka itu melalui tahap penyadaran dan tahap pembinaan. Jadi, di tahap ini memang sudah menjadi benar-benar kader yang sudah matang baik dalam pembekalan ilmunya maupan dari segi fitrohnya. Dan di harapkan merrka nanti dapat turun langsung si dalam medan atau lapangan untuk menjalankan dakwah. Di sini merka itu sudah memilik potensi kebaikan yang sudah cukup, hati mereka terikat oleh agama Islam, memiliki jiwa pemuda, prioritasnya pun hanya dakwah untuk Allah. Jadi, mereka langsung berhadapan terhadap obyek dakwah di lapangan.

III. PENUTUP

Kesimpulan

  1. Dakwah secara bahasa adalah mendorong/ mengajak. Berarti mempunyai tujuan, menegaskan dan membela, ada faktor loyaliyas terhadap Islam, perbuatan seseorang yang mengajak kebaikan menuju Islam. Tujuan dari dakwah kampus itu sendiri yaitu:“Adanya suplai alumni yang berafiliasi kepada Islam dan optimalisasi peran kampus dalam upaya mentrans-formasi masyarakat menuju masyarakat Islami”.

  1. Kunci sukses dakwah adalah: pemahaman yang rinci, iman yang mendalam, kecintaan yang kokoh, kesadaran yang sempurna banyak hal misal kemampuan visual, menanggapi rangsang serta kerja yang berkesinambungan.
  2. Ada beberapa tahapan kampus yaitu: persiapan, tahap pertama, dua dan ketiga Kampus Tahap Tiga adalah kampus di mana dakwah kampus telah mapan dan memiliki pengaruh signifikan atas institusi perguruan tinggi bersangkutan, dengan ciri:
    1. ADK Permanen telah ada, terkoordinasi secara baik dan dirasakan pengaruhnya.
    2. Dakwah yang terencana terhadap dosen, pejabat dan pegawai kampus telah dilakukan.
    3. Memiliki pengaruh signifikan atas kebijakan kampus.
    4. Melakukan upaya mendorong optimalisasi peran kampus.
    5. Mutaba’ah dilakukan oleh unit kampus.

Saran

Menurut saya hal hal yang perlu dilakukan uji ulang adalah sebagai berikut dalam mencapai dakwah kampus 3 :

a) Menjadikan aqidah, fikroh (pemikiran) dan minhaj (pola umum) Islam sebagai pengarah dan sumber petunjuk.

b) Membingkai kerja dengan suluk (perilaku) dan akhlak islami.

c) Memegang teguh prinsip dakwah: melayani sebelum mendakwahi, memberi teladan sebelum mengajak, menggembirakan bukan menakuti, mempermudah bukan mempersulit, serta memberi solusi bukan menghakimi.

d) Melakukan kerja dakwah yang intelektual, inklusif, ammah dan zhohir, serta manjauhi kerja yang anarkis, eksklusif, khusus untuk golongan tertentu dan sirriyah.

e) Menyemangati diri dan kader yang lain untuk tidak mengabaikan dakwah fardiyah dalam situasi dan kondisi bagaimanapun.

f) Melakukan upaya yang terus-menerus untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan, penemuan ilmiyah, Islamisasi ilmu pengetahuan serta pemikiran solutif.

g) Memperhatikan secara khusus mahasiswa dan dosen yang cerdas, berprestasi, kreatif dan hanif.

h) Menyadari sepenuhnya bahwa kedudukan seorang sivitas akademika lulusan perguruan tinggi di hadapan masyarakat adalah berdasar pada kompetensi ilmu, ketrampilan, moral dan interaksi sosialnya, karenanya tidak ada keringanan dan pengecualian dalam pencapaian hal tersebut.

i) Mengantisipasi kondisi dan kebutuhan dunia paska kampus.

j) Memiliki peran besar dalam isu kemanusiaan, kebangsaan dan keumatan.

k) Membela hak asasi manusia, kemerdekaan dan keadilan bagi manusia, bangsa dan umat.

l) Melakukan interaksi dan hubungan baik dengan semua golongan dalam batas adab umum yang berlaku dan prinsip persaudaraan serta kemanusiaan yang luas.

SINERGISITAS WAJIHAH AMAL DAKWAH FAKULTAS GUNA MENYONGSONG TAHAPAN DAKWAH KAMPUS 3

I. PENDAHULUAN

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berpegang di jalan Allah lalu mereka membunuh atau terbunuh. Itu telah menjadi janji yang brnar dari Allah di dalam injil, taurat, dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itu kemenangan yang besar. ( QS. 9:11 )

Segala keagungan hanya milik Allah, pencipta seluruh jagad raya, yang Maha Mengetahui segala lintasan hati dan pikir yang tersembunyi, yang Maha Tahu segala yang terbaik untuk hamba-Nya.Sholawat serta salam semoga senantiasa Allah curah limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta seluruh keluaraga, sahabat, para pengikutnya yang senantiasa memegang tewguh risalahnya sampai ruh tercabut dari jasadnya.

Dakwah adalah kegiatan menyeru kepada manusia ke jalan Allah sehingga mereka mengingkari sepenuhnya thogut dan beriman kepada Allah dengan meninggalkan jalan kegelapan dan kejahiliyahan menuju cahaya kebenaran Islam. Sedangkan, kampus adalah lingkungan masyarakat kecil. Dakwah kampus dapat diartikan menjadi implementasi dakwah Illaallah dalam lingkup perguruan tinggi untuk menyeru civitas akademika ke jalan Islam dengan memanfaatkan berbagai saran formal atau informal yang ada di dalam kampus. Hukum dari melaksanakan dakwah adalah fardhu kifayah artinya gugur kewajibannya bila sudah ada orang yang cukup untuk menjalankan dakwah. ( QS. Ali Imron:104, Al Maidah:63,dll), hadist: sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat.

Karakteristik dakwah:

  • Rabbaniyah ( tujuan hanya karena Allah)
  • Wasathiyah ( pertengahan )
  • Ijabiyah ( memandang lingkungan sekitar )
  • Waqi'iyah ( sesuai kondisi sekarang )
  • Akhlaqiyah ( memperlihatkan adab-adab )
  • Syumuliyah ( menyeluruh aspek kehidupan )
  • Alamiyah ( mendunia )
  • Syuriah ( musyawarah )
  • Jihadiyah ( jihad )
  • Salafiyah ( mengikuti orang saleh terdahulu )

Dakwah kampus merupakan sakah satu bagian dari dakwah secara umum. Dakwah kampus mengkhususkan dirinya untuk bergerak dalam sebuah miniatur masyarakat kecil yang bernama masyarakat kampus. Oleh karena itu dalam menjalankan roda dakwahnya, dakwah kampus memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan dakwah di wilayah lain. Sehingga, pola dakwah kampus tentu berbeda dengan pola dakwah di remaja masjid, atau dikantor.

Dakwa kampus adalah dakwah ammah harokatuz dzahiroh dalam lingkup perguruan tinggi. Dakwah ini bersifat terbuka, berorientasi kepada rekruitmen dakeah dikalangan civitas akademika secara umum, dan aktivitasnya dapat dirasakan oleh civitas akademika. Civitas akademika di sini adalah mahasisiwa, dosen, karyawan. Civitas akademika merupakan bagian dari masyarakat kampus yang hidup dengan peraturan, ada peraturan kampus ( rektor ), peraturan ormawa, dan sebagainya. Sehingga untuk mengejewantahkan dakwah ini, maka prinsip legal, formal, dan wajar dalam jaca mata civitas akademika, menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh dakwah kampus.

Untuk menjalankan roda dakwah kampus, maka dibutuhkan personil-personil yaitu aktivis dakwah kampus ( ADK ). ADK adalah kader dakwah dan tarbiyah yang memiliki peran dalam dakwah kampus. Peran yang dilakukan bisa berupa sebagai pengurus, murobi kampus. Peran ADK ini bisa di jalankan oleh kader dakwah yang bertitel mahasiswa, dosen, atau kader dakwah lainnya yang bersinggungan dengan dakwah kampus. Mereka harus dapat bergerak bersama-sama dalam koridor strategi dakwah kampus yang bersangkutan.

Karena dakwah kampus terdiri dari banyak latar belakang lingkungan yang bersangkutan, misal mahasiswa, dosen, karyawan, lembaga-lembaga atau organisasi lain, UKM, birokat. Maka perlu adanya sinergisitas wajihah amal dakwah fakultas. Hak ini diperlukan agar dakwah kampus di fakultas dapat berjalan secara harmonis mengingat kapita selekta dakwah fakultas yang kompleks. Sehingga nantinya dapat berproses membentuk tahapan dakwah kampus dari tahap persiapan, tahap satu, tahap dua ( yang sekarang ada di UNS ) dan akhirnya dapat menyongsong tahapan dakwah kampus tiga, dengan ciri-ciri sebagai berikut Kampus Tahap Tiga adalah kampus di mana dakwah kampus telah mapan dan memiliki pengaruh signifikan atas institusi perguruan tinggi bersangkutan, dengan ciri:

a. ADK Permanen telah ada, terkoordinasi secara baik dan dirasakan pengaruhnya.

b. Dakwah yang terencana terhadap dosen, pejabat dan pegawai kampus telah dilakukan.

c. Memiliki pengaruh signifikan atas kebijakan kampus.

d. Melakukan upaya mendorong optimalisasi peran kampus.

e. Mutaba’ah dilakukan oleh unit kampus.